Selasa, 29 September 2015

Budaya korporasi( Perusahaan Polytron)

Nama : Yuliana Rahmatwati
Npm  : 141005434

Perusahaan Polytron
Situs web www.polytron.co.id
    


Polytron merupakan sebuah perusahaan elektronik asal Indonesia. Didirikan 16 Mei 1975 di Kudus, Jawa Tengah dengan nama PT. Indonesian Electronic & Engineering, kemudian 18 September 1976 berubah nama menjadi PT. Hartono Istana Electronic, lalu merger dan menjadi PT. Hartono Istana Teknologi. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam perlengkapan elektronik. Barang yang dihasilkan oleh Polytron ialah televisi, radio, telepon genggam, dan masih banyak lagi.
Polytron memiliki 2 pabrik masing-masing di Kudus seluas 70.000 m2 dan di Sayung, Semarang 130.000 m2 (merupakan pabrik lemari es terbesar di Jawa Tengah) dengan karyawan lebih dari 6.000 orang,11 kantor perwakilan,5 authorized dealer,50 service centre yang meliputi seluruh Indonesia.
1.      VISI
Visi dari polytron adalah “Memimpin pergerakan konvergensi digital.”.
Polytron meyakini bahwa melalui inovasi teknologi saat ini, polytron akan menemukan solusi yang diperlukan untuk menghadapi tantangan hari esok. Teknologi membuka kesempatan—bagi bisnis untuk tumbuh, bagi warga negara di pasar yang sedang berkembang untuk hidup sejahtera dengan memasuki tahap ekonomi digital, dan agar masyarakat dapat menemukan peluang baru. Tujuan polytron adalah mengembangkan teknologi yang inovatif dan proses efisien yang menciptakan pasar baru, memperkaya hidup semua orang, dan terus menjadikan polytron sebagai pemimpin digital yang terpercaya.
2.      MISI
Misi dari polytron adalah Menjadi “d igital -e Company”
Kebijakan Perusahaan
1.Polytron merk Indonesia kelas dunia
2.Inovasi melalui kreatifitas
3.Market Leader bagi setiap produk
4.Improvement terus menerus secara proaktif
5.Benar sejak awal        
6.Kepuasan Pelanggan melalui refleksi yang mendalam
7.Sumber daya manusia yang tahu-terampil-terpercaya-terwariskan(4T)

BUDAYA KORPORAT POLYTRON
Banyak hal yang menarik di Polytron ini, terutama berkaitan dengan pengembangan budaya organisasi.
1. Mengenai kemampuan inovasi mereka. Mereka memiliki unit penelitian dan pengembangan yang benar-benar berfungsi untuk menemukan hal-hal baru untuk inovasi produk maupun proses produksi. Polytron memiliki suatu filosofi yang mereka sebut “The Polytron C&C Way“. Menurut buku saku “The Polytron C&C Way“, maka C&C adalah kependekan dari “Creativity and Commitment“. Creativity ditulis di depan untuk menunjukkan bahwa kreativitas lebih dibutuhkan untuk kemajuan. Kemudian disebutkan juga bahwa perlu dijaga suatu keseimbangan antara kreativitas dan komitmen supaya tidak terjadi over-creativity ataupun over-commitment. Kreatif yang berlebihan adalah sikap yang menekankan kepada kreatifitas sehingga berpotensi terjadinya hal-hal yang liar. Sementara itu, komitmen yang berlebihan berpotensi menciptakan situasi yang kaku dan pasif. Dengan demikian, Polytron mengembangkan sumber daya manusianya dengan menyeimbangkan kreatifitas dan komitmen masing-masing pribadi untuk tidak terbelenggu (tidak kreatif) dan tidak liar (semaunya atau seenaknya sendiri). Untuk mewujudkan ini, mereka membentuk “C3 Leader atau Creativity and Commitment Cell Leader”, dengan utama sebagai “counselor” yang penuh empati membantu menemukan solusi atas tantangan atau masalah yang dihadapi karyawan, tak terbatas hanya pada pekerjaan, tetapi juga kepada permasalahan pribadi atau keluarga.
2. Filosofi 7-AT Kiat Kita. Ketujuh “AT” itu adalah HEBTAT citra, PESAT teknologi, CERMAT mutu, HEMAT biaya, TEPAT delivery, SEHAT pribadi, KUAT potensi. Dalam pandangan Polytron, ini adalah penjabaran dari prinsip 3i yaitu improvements – innovations – inventions yang mereka miliki. Improvements berarti selalu memperbaiki produk dan proses yang ada saat itu, lalu innovation adalah pembaharuan dari produk atau proses yang ada saat ini, dan terakhir, invention adalah penemuan baru yang dapat dipatenkan atau menghasilkan produk unggulan. Sampai saat ini Polytron sudah memiliki banyak sekali paten yang berkaitan dengan teknologi elektronika. Dengan filosofi 7-AT Kiat Kita ini, mereka berupaya untuk memproduksi produk-produk elektronika berkualitas dengan proses produksi yang efektif dan efisien, dan yang terpenting, memanusiakan semua insan Polytron.
3.  Ketiga adalah prinsip pembelajaran Polytron, yaitu 4T, yaitu Tahu, Trampil, Terpercaya, serta Terwariskan. Tahu adalah langkah awal bagi seseorang untuk bisa menguasai suatu bidang keahlian tertentu. Trampil adalah, setelah sesoerang berpengetahuan cukup dalam suatu bidang, maka dia harus mempraktikkannya sehingga menjadi trampil. Terpercaya maksunya adalah, setelah seseorang memiliki jam terbang yang cukup tinggi dalam suatu bidang pekerjaan atau keahlian tertentu, maka dia akan dipercaya untuk melakukan pekerjaan tersebut tanpa ada keraguan lagi dari pihak lain. Terwariskan maksudnya adalah, jika seseorang sudah terpcaya melakukan tugas-tugas atau keahlian tertentu, maka sudah sepatutnya dia mewariskan kemampuan itu kepada orang lain, terutama mereka yang masih muda atau pemula.

4.   Terakhir, di Polytron berkembang suatu budaya Tiga Kata Ajaib, yaitu “terima kasih”, “maaf“, dan “tolong“. Ini menunjukkan suatu budaya yang rendah hati atau humble, dan di Polytron tidak dikembangkan budaya komando, memerintah, apalagi arogan. Bahkan para pimpinan perusahaan untuk “memerintahkan” bawahannya pun menggunakan kata-kata “tolong” dan diakhiri dengan “terima kasih”. Budaya menggunakan kata “maaf” pun digalakkan, dan ini menunjukkan mereka sangat menjaga harmoni, dan mirip dengan pola manajemen Jepang, maka konflik pun dihindarkan. Mereka membungkus semua ini dengan budaya “smile” yang mengejewantahkan sikap keramah-tamahan dengan berbagai pihak. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar